Penerjemah

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Cari Postingan

Wednesday, May 4, 2016

Gerakan Literasi SD Fastabiqul Khairat Samarinda

Sumber Berita: Kompasiana.com

 Naskah Bagi Pengalaman 15 Menit Membaca di SD Fastabiqul Khairat Samarinda, program Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Republik Indonesia

SAMARINDA, KOMPASIANA.COM,-Dalam rangka membudayakan membaca, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) meluncurkan program literasi “15 Menit Membaca Buku Nonpelajaran Sebelum Hari Belajar”. SD Fastabiqul Khairat Samarinda, menyambut baik program tersebut dan mensosialisasikan dengan slogan “one book, one week” yang dicanangkan oleh Drs. Joko Wahyono, M.Pd. selaku Koordinator Pendidikan Fastabiqul Khairat pada tanggal 2 Mei 2016 sekaligus menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Khususnya di kelas 1 Jeddah, yang mana saya sebagai mitra wali kelas bersama Aris Yuliana sebagai wali kelas, sejak awal masuk tahun pelajaran, anak-anak kelas 1 Jeddah sudah membiasakan membaca buku non pelajaran di sela-sela waktu istirahat, sehingga terbentuk perpustakaan kelas secara mandiri.

Gayung bersambut dari program Kemendikbud, maka budaya membaca di kelas Jeddah kami laksanakan rutin 15 menit sebelum waktu belajar dimulai. Di kelas Jeddah terdapat 23 siswa dan setiap siswa kelas 1 Jeddah mempunyai kewajiban mentuntaskan minimal 1 buku bacaan dalam setiap minggunya. Berkaitan dengan program tersebut, komite kelas 1 Jeddah memberikan dukungan disetiap 1 bulan sekali, anak-anak membawa 1 buku bacaan untuk disimpan di perpustakaan kelas. Sehingga dalam 1 bulan terdapat 23 buku bacaan yang bisa dipilih dan dibaca oleh siswa-siswi di kelas.

Ketua Komite Kelas Jeddah, Lestari, menyatakan lebih senang melihat putra-putrinya membaca, sehingga dengan senang hati para orang tua membelikan buku bacaan. Kerja sama wali kelas dan komite dengan memberikan kriteria buku yang layak dibaca oleh anak, agar ketika sampai di tangan anak, buku yang mereka baca benar-benar mendidik. Ketika program membaca dimulai di kelas, tampak ketenangan dan keseriusan anak dalam menikmati buku bacaan. Sesekali, terlihat siswa satu dengan yang lainnya saling diskusi menunjukkan gambar yang terdapat pada buku.

Sesuai dengan usia mereka, buku bacaan yang tersedia di kelas Jeddah adalah buku bacaan yang bergambar, karena selain merangsang kognitif anak, gambar juga merangsang sel motorik anak. Judul buku bacaan yang ada di kelas Jeddah diantaranya Kisah 25 Nabi & Rasul, Kisah Sahabat Nabi, Kisah-kisah dalam Al Quran, Petualangan Qonita, Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Rakyat Luar Negeri, Percobaan Science Sederhana, dan lain sebagainya. Setiap hari selama kurun waktu 15 menit sebelum pelajaran dimulai, anak-anak mempunyai kebiasaan untuk membaca buku-buku tersebut. 

Bagi yang belum tuntas membaca sebuah buku, maka akan dilanjutkan keesokan harinya dengan memberi tanda pada halaman terakhir yang dibaca. Dan bagi yang sudah selesai, maka buku dari siswa tersebut akan ditukar dengan buku bacaan dari siswa lainnya. Wali kelas bertugas mencatat untuk memastikan bahwa setiap siswa membaca 23 buku bacaan setiap bulannya, sehingga setiap siswa kelas Jeddah memiliki kartu baca. Selesai membaca 1 buku, maka siswa tersebut harus mampu menceritakan kembali buku yang telah dibacanya.

Dengan program gemar membaca, otomatis wawasan siswa akan bertambah dan membudaya di anak-anak. Di sela-sela waktu senggang di luar sekolah, anak akan lebih dekat dengan buku daripada hanya sekedar memainkan game di HP. Gerakan “15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum hari belajar”, diharapkan mampu mengembalikan minat budaya membaca di kalangan anak-anak, yang sudah mulai menghilang dengan adanya teknologi game pada HP. Selain itu, ketergantungan anak pada HP yang cenderung hanya bermain game, juga bisa diminimalisir. Mari kita bersama-sama mengembalikan budaya membaca, agar tidak punah dengan berkembangnya jaman.#Dokumentasi Pribadi 

No comments:

Post a Comment