Perpustakaan SD Fastabiqul Khairat
Cari Postingan
Wednesday, August 6, 2025
DISERBU 6 HANAFI!
Jam istirahat tanggal 7 Agustus 2025, perpustakaan mendadak ramai oleh serbuan kelas 6 Hanafi. Mereka datang dengan dua misi utama: Misi Baca π dan Misi Main π.
Laporan dari lokasi menyebutkan suasana tertib tapi rame, fokus tapi heboh. Selama ±20 menit, sekitar 40 siswa menikmati buku dan permainan dengan penuh semangat.
Hasil akhir? Serbuan sukses besar! π―π₯
Friday, August 1, 2025
Penerimaan Hibah Buku dari Perpus SMP FK
Hari ini, Perpustakaan SMP FK membawa kejutan manis: buku Tarsul dan Sebuah Sketsa π₯Ήπ.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang dan berbagi karya yang begitu bermakna bagi kami.
Karya ini akan kami simpan baik-baik — bukan hanya sebagai koleksi, tapi juga sebagai pengingat akan perhatian dan dukungan yang tulus.
Arigatou~ π€✨
Tuesday, July 29, 2025
π Daftar Pembaca Terbanyak Perpustakaan SD Fastabiqul Khairat Tahun 2025 (Februari–Juli)
Semangat literasi di SD Fastabiqul Khairat terus berkobar dari bulan ke bulan!
Berikut kami umumkan nama-nama siswa yang berhasil meraih predikat Pembaca Terbanyak selama periode Februari hingga Juli 2025:
Sunday, July 27, 2025
Diklat Sehari Pustakawan Yayasan Fastabiqul Khairat Samarinda 2025
Samarinda, 28 Juli 2025 — Yayasan Fastabiqul Khairat menyelenggarakan kegiatan Diklat Sehari Pustakawan dengan tema "Peningkatan Kompetensi Pustakawan Sekolah Menuju Literasi Digital". Kegiatan ini diikuti oleh para kepala perpustakaan dari jenjang SD, SMP, hingga SMA, sebagai bentuk komitmen untuk menguatkan peran pustakawan dalam mendukung transformasi literasi di lingkungan sekolah.
Wednesday, July 23, 2025
Belajar Bahasa Indonesia Lebih Hidup di Perpustakaan
Rabu, 23 Juli 2025 | Kelas 6 Hanafi | SD Fastabiqul Khairat
Perpustakaan kembali menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi siswa SD Fastabiqul Khairat. Kali ini, giliran kelas 6 Hanafi yang mengisi ruang baca dengan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang seru dan bermakna, bersama guru mereka, Bunda Aris.
Pelajaran hari ini tak dilakukan dengan mencatat atau menghafal teori. Anak-anak diajak untuk memilih sendiri buku cerita yang mereka sukai, lalu diminta untuk menemukan unsur-unsur intrinsik dari cerita tersebut — mulai dari tokoh, latar, alur, hingga amanat cerita.
Setelah membaca, mereka mulai menuliskan hasil temuan mereka. Ada yang antusias bercerita tentang tokoh favoritnya, ada pula yang penasaran dengan alur cerita yang ternyata tidak tertebak. Suasana belajar terasa santai tapi tetap fokus. Perpustakaan bukan hanya menjadi tempat membaca, tapi juga ruang untuk memahami dan menginterpretasi.
Menurut Bunda Aris, pendekatan ini bertujuan agar siswa bisa belajar memahami isi cerita secara lebih personal. Ketika anak-anak memilih sendiri cerita yang mereka baca, maka keterlibatan emosional mereka dalam memahami isi cerita pun menjadi lebih dalam.
“Kita ingin anak-anak merasa dekat dengan apa yang mereka baca. Dengan begitu, unsur-unsur dalam cerita bukan hanya teori, tapi benar-benar bisa mereka temukan dan pahami,” ujar Bunda Aris.
Kegiatan sederhana ini kembali membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus selalu berada di dalam kelas. Perpustakaan, dengan suasananya yang tenang dan pilihan buku yang beragam, mampu menjadi ruang yang mendukung anak-anak untuk belajar secara mandiri dan bermakna.
Semoga kegiatan seperti ini terus menjadi bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia yang menyenangkan — dan tentunya, membangun kedekatan anak-anak dengan buku dan dunia cerita πΏ
Tuesday, July 22, 2025
Penyerahan Buku Karya Orang Tua Siswa untuk Koleksi Bimbingan Konseling
π Rabu, 23 Juli 2025 — Setelah sebelumnya menerima sumbangan buku, kali ini Perpustakaan SD Fastabiqul Khairat melanjutkan langkah berbagi ilmu dan inspirasi dengan menyerahkan buku tersebut kepada pihak yang relevan di lingkungan sekolah.
Bunda Salma, selaku Kepala Perpustakaan, menyerahkan buku karya Bunda Irma Riana kepada Bunda Salamah, Koordinator Bimbingan Konseling (BK) sekolah. Buku berjudul “Saat Dunia Retak dan Langit Tak Lagi Biru” ini merupakan kisah nyata perjuangan seorang ibu dalam mendampingi anaknya yang menyandang autisme.
Buku ini diserahkan sebagai bagian dari pengayaan koleksi literatur Bimbingan Konseling di sekolah. Diharapkan, isi dan pengalaman yang dituangkan di dalamnya bisa menjadi referensi yang berharga bagi tim BK dalam memahami dan mendampingi peserta didik dengan lebih empatik dan inklusif.
Penyerahan ini juga menjadi simbol sinergi antara perpustakaan dan layanan BK dalam menghadirkan bacaan yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan emosional pembaca.
Terima kasih kepada Bunda Irma atas karyanya yang luar biasa. Semoga buku ini membawa manfaat luas dan membuka lebih banyak ruang pemahaman tentang keberagaman kondisi anak-anak yang kita dampingi setiap hari.